Home » » Cooking Story Part 2 : Nasi Goreng Kunyit

Cooking Story Part 2 : Nasi Goreng Kunyit

Posted by Unknown
Traveller, Updated at: 08.30

Posted by Unknown on Senin, 12 September 2011

Mulai sekarang aku berjanji pada diriku sendiri untuk ngeblog sebulan minimal tiga kali. Menulis itu seperti sebuah penyembuhan bagiku. Janji untuk ngeblog itu bagiku terdengar klise dan pernah kuucapkan sebelumnya. Mmmm, maksudku sekarang aku meralatnya menjadi ngeblog dengan intensitas pemakaian bahasa Indonesia lebih sering. Seperti terlihat pada arsip blogku, beberapa tulisan terakhir kutulis dengan bahasa inggris. Blog ini memiliki beberapa pengnjung setia. Hanya sedikit. Kukira salah satu diantara mereka ada yang memilih untuk berhenti menyimak blogku. Dia yang hanya bisa memahami tulisan dengan bahasa Inggris, India dan Urdu. Dia... penyemangatku. Dia... bume-ku, b****** u�r my everything. I never found someone love me like he did.


Aku cukup bisa memahami keputusannya untuk tidak lagi menyimak blogku, mungkin dia menganggap tulisan ini seperti serpihan kaca yang siap menghujamnya bertubi-tubi ketika ia membaca ceritaku atau mengingat apapun tentangku. Sikapku yang kadang grusa-grusu itu menyakitinya. Kukira aku pantas mendapatkan ini semua. Kata Lelu, sahabatku, kami berdua sama-sama cerdas, saking cerdasnya kami bahkan tidak bisa mempercayai satu sama lain. Skeptis. But, bume, dont you think that this is hurt for me also? I feel pain too! You�ve been turning my whole life so blue during these days, bume!! Biking, reading, working, wacthing movies, and everything I did couldnt cure this deep painful. Well, but i think writing and cooking make me feel comfort and better nowadays. I know I do well, and you will be fine, bume.


Memasak sama menyembuhkannya dengan menulis. Merasakan lezatnya karya seni meleleh dalam mulutmu itu bahagianya seperti ketika kamu harus memikul es berkilo-kilo di pundakmu lalu muncul kehangatan yang melelehkan bebanmu seketika.


Oke, kembali ke judul awal ya, namanya juga cooking story. Mengapa aku memberi judul depan dengan kata-kata Cooking strory? Cerita Memasak? Yang jelas aku tidak sedang menulis buku resep sekarang. I just want to spill my story out. Its a story about how cooking changes point of view, my concicousness, and my life. Oke, oke, I come straight now. Here we go....


Libur lebaran kemarin simbah memberikanku penggerus batu untuk dibawa di Bandung. Itu cukup jadi kejutan bagiku mengingat waktu itu aku membutuhkan benda itu di Bandung dan tak kunjung kutemukan bendanya. Jika ditemukan pun pasti kualitasnya tidak sebaik yang kumau dan harganya terlalu mahal. Kok bisa ya jiwa kami bisa sebegini terkoneksi?


Kemarin mbak Danik, teman kosku meminjam penggerus batu itu. Benda hitam seberat 10 kilo itu habis kupakai untuk ngulek kunyit untuk bumbu perkedel jagung. Dengan semangat, mba Danik mulai menggerus bumbu untuk nasi gorengnya, dan warnanya jadi agak kuning karena pengaruh kunyit yang susah dibersihkan. Warna itu terlihat menarik. Ini mencuri perhatianku selama lebih dari 24 jam setelahnya.




Aku pun mulai membayangkan jika ada dua jempol kunir yang kugerus bersama tiga siung bawag putih sampai halus lalu ditumis bersama setengah sendok makan margarin nonkolesterol kemudian dimasukan potogan bawang merah, garam, petai dan cabe rawit, pasti kombinasi dari kekhasan rasa bumbu-bumbu itu menghasilkan nasi goreng yang membuatku ketagihan. Aku sudah mencobanya sore ini, bentuknya jadinya seperti nasi kuning dengan tambahan-tambahan bumbu dan rempah. Aku juga menambahkan toping telur dadar dan daun seledri. Itu saja. Sederhana tapi enak. Cukup jarang bagiku bisa memasak nasi goreng seenak ini.


Yang kucatat kali ini adalah;

- Untuk selalu menggunakan nasi yang tidak terlalu lembek, gunakan nasi yang pulen cenderung agak keras.
- Gunakan sutil kayu, untuk mengaduk nasi goreng yang padat, sutil kayu akan bekerja lebih baik dan kuat daripada sutil stanless stil
- Bagi yang menghindari MSG, sekarang tersedia penyedap rasa non MSG dan dibuat dari kaldu jamur. Dijamin sehat dan bebas kolesterol. Bisa dicari di supermarket yang menyediakan barang impor. Sayang sekali ya, orang indonesia belum pada peduli dengan isu kesehatan seperti ini, sehingga lebih banyak produsen makanan sehat dari manca.


Yak, mungkin segitu dulu cerita memasaku, gambar jadinya ada diatas, hehehe, menggoda gak? :D... and last but not least... wish u were here, bume!! I miss the way you teach me indian herbs. I miss the way you talking about commerce even i dont understand. Imiss the way you stare at me. I miss the way you talk. I miss the way you tease me. I miss the you mad. I miss your smile. I miss the way you love me, I miss all things in you... Maaf ya, mungkin buat temen-temen yang baca, aku ini semacam jijay, hehe ... emang! Akhirnyaaaa... selamat memasak semuaaaaa!

Share This Post :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Traveller. All Rights Reserved
Template Johny Wuss Responsive by Creating Website and CB Design