Home » » Lombok di Sela Waktu Luang

Lombok di Sela Waktu Luang

Posted by Unknown
Traveller, Updated at: 06.59

Posted by Unknown on Sabtu, 13 Oktober 2012



Trip ke Lombok kali ini sebenarnya upaya pelarian dari kerjaan training di sana, huehehe. Jadi beberapa minggu yang lalu aku diminta ngasih training penyusunan dokumen pemerintahan gitu deh. Acaranya dari jam delapan pagi sampe jam tiga sore. Jadi waktu tripku hanya selepas jam tiga sore, kecuali hari terakhir bisa sampe setengah hari, karena pesawat dari Bandara Praya di Lombok Tegah ke Jakarta hanya ada jam setengah 3 siang, nggak ada pesawat pagi. Di Lombok Tengah saya nginep di Wisma Queen, wisma ini ber AC, lumayan bersih, udah dapet sarapan, semalem kamar buat berdua cuman abis 200rb. Wisma Queen ini ada di Jl. Pahlawan, 20 menit dari Bandara Praya. Oiya di Lombok Tengah, islamnya cukup kuat, pemilik Wisma Queen ini kebetulan muslim yang taat, jadi buat yang lain jenis, bukan muhrim mau check in ga bisa, musti nunjukin surat nikah. Penginapan di Praya jarang sekali, paling banyak di sekitaran Kuta dan Tanjung Aan.


Overall semua pantai di Lombok nggak ada yang jelek dan kotor. Semuanya bagus dan sepi. Huehehe. Hari pertama aku pergi ke pantau Kute dan Tanjung Aan. Pantai Kuta dan Tanjung Aan ini sebelahan. Di Lombok juga ada lho pantai yang namanya pantai Kute, nggak cuman di Bali aja. Masuk pantai ini nggak dipungut biaya kecuali parkir. Jarak dari Praya ke sekitar satu setengah jam naik mobil. Jalannya nggak bagus, banyak lubangnya, kata Pak Marjono, supir, memang sengaja permintaan yang punya cottage, kalau jalannya bagus nanti ramai. Sewa mobil waktu itu karena rame-rame kami naik APV nganter dari hotel jam 3 sore sampe ke pantai sampe malem pulang jam 8 150rb plus supir sama bensin. Supirku waktu itu namanya Pak Marjono, perantau dari Malang yang punya bisnis rental disini, nomernya 087865082955.Pak Marjono ini sodaranya yang punya Wisma Queen, jadi buat pemirsah yang mau reservasi di Queen, bisa hubungi Pak Marjono juga.



Transportasi publik di Lombok masih sangat jarang. Bus Damri dari Bandara Praya hanya ada jurusan ke Senggigi, kalau di dalam Kabupaten hanya ada angkot.







Besoknya, saya pergi ke Kampung Adat Sade, disini sentra tenun buatan tangan di Lombok pemirsah. Kampung disini masih tradisional, tanahnya dari lempung dan sebulan sekali dipel pake kotoran sapi. Hiii... tapi ngepel pake kotoran sapi ini ada tujuannya pemirsah, buat menjaga agar rumah tetap lembab dan nggak retak, selain itu juga buat ngusir lalat dan serangga lainnya yang masuk rumah. Jarak Kampung Sade dari Praya sekitar setengah jam naik mobil searah ke Kuta. Mayoritas mata pencaharian penduduk di Kampung Sade adalah petani, yang perempuan semuanya penenun, bahkan disini dipersyaratkan nggak boleh menikah kalo ga bisa nenun. Lah?! Aku nggak kawin, kawin dong kalo tinggal disini, huehehe. Harga tenun disini bervariasi tergantung jenisnya, dari 100rb-1 jutaan. Tapi emang buatannya alus dan bagus banget sih. Masuk ke Kampung Sade ini nggak ada biayanya, cuman wajib bayar guide :p 25rb. Secara keseluruhan, Kampung ini unik tapi nggak seunik dan setradisional Kampung Naga di Tasikmalaya, mereka nggak punya larangan yang aneh-aneh.


Lepas hari terakhir training, aku dan teman-teman pergi ke Gili Trawangan (Aaaaaaak! Akhirnya!) Penyebrangan dari Lombok ditempuh dari pelabuhan Bangsal. Kami nyebrang jam dua siang, dan ombaknya dhasyaaattttt! Boat yang kami tumpangi berperang dengan ombak setinggi 3-4 meter selama 20 menit. Akibatnya keluarlah jeritan-jeritan sekseh dan tak terduga dari dalam kapal, hahaha! Saran sih kalo mau nyebrang lebih baik pagi aja, tapi karena pagi kami masih penutupan jadi baru sempat siang. Btw, jarak dari Praya ke Bangsal ditempuh selama satu setengah jam ke arah Lombok Utara.
Gili Trawangan sebenarnya adalah pulau terbesar dari rangkaian Gili yang lain, yakni Gili Air dan Gili Meno. Dari perbukitan Senggingi bisa keliatan kok ketiga pulau ini sari atas, keren banget deh. Pas di Gili aku sempat muter-muter pulau selama 45 menit pake Cidomo. Pulau ini bersih dan waktu itu lagi sepi cottage-cottage nya. Nyampe di deket mesjid, kami berhenti, nongkrong-nongkrong dan akuuh nggak lengkap dong kalo nggak renang, hehehe. Sewa alat snorkelling disini 40rb, samalah kayak di Tidung. Karang dan ikan-ikannya lebih keren emang disini.





Kelar menyusuri Gili Trawangan, kami pulang pas magrib. Waktu itu aku udah siap-siap dengan ombak yang lebih gede, eh ternyata nggak ada ombak yang segede pas berangkatnya, tenang banget lah, kecuali pas awal-awal, itupun kayaknya cuman dua meter. Pulang dari Gili kami nginep di Medana Cottage karena kemaleman. Cottage ini keren banget, kebetulan banyak perahu layar dan yacht bule-bule yang berlabuh disini dari Sail Morotai. Setiap tahun ratusan kapal berlayar dan berlabuh disini. Tarifnya 450rb, bisa buat 2-3 orang perkamar. Manajernya juga ramah banget, waktu sarapan kami ditanyain langsung secara personal gimana masakannya, dan dia cerita gimana upayanya di memajukan pariwisata Lombok, yang punya cottage kebetulan orang Lombok sendiri. Yang penasaran bisa visit webnya: http://medanabaymarina.com/






Besoknya kami beli oleh-oleh aja lalu cabut ke Jakartaa. Sebenernya masih banyak objek wisata di Lombok yang belum kukunjungi; Rinjani dan Pantai Pink. Udah lama nggak naik gunung. Oiya di Pantai Pink ini semua dari pasir sampe karangnya pink, lokasinya di Lombok Barat. Oks! Segitu dulu ya sharingnya tentang Lombok. Buat yang mau ke Lombok, selamat berlibuur!

Share This Post :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Traveller. All Rights Reserved
Template Johny Wuss Responsive by Creating Website and CB Design