Home » » Balada Yogyakarta

Balada Yogyakarta

Posted by Unknown
Traveller, Updated at: 01.07

Posted by Unknown on Senin, 17 Januari 2011

Hari ke dua pada 2011. Akhirnya aku mulai menulis lagi. Beberapa minggu yang lalu, Abdi, temanku bertanya �Kapan terakhir kau menulis?� dan aku bingung menjawabnya karena aku lupa. Pekerjaan baru di tempat yang baru pada awal tahun. Beberapa sahabat menghadiahiku buku-buku saat perpisahan sambil mendoakanku terus berkarya. Entah mengapa rencana keberangkatanku ke Bandung terasa begitu sentimentil.  Walaupun sebenarnya dari hasil briefing terakhir dengan teman-teman baru nampak sangat menyenangkan. Mimpiku semakin dekat. Aku ditantang untuk menulis di beberapa jurnal ilmiah dan pastinya mereka akan memberikan dukungan penuh terhadap rencana studiku kemanapun. Ah, mungkin yang tersisa hanya sedikit kekhawatiran bahwa aku tak akan mendapatkan teman-teman sebaik di Jogja. Aku tak mengenal siapapun disana, dalam artian personal. Tapi, semuanya akan baik-baik saja kan?
Sentimentil itu hanya sepintas memang. Sebab, kini sepertinya aku mau meledak tak sabar melibas semuanya di Bandung.

Aku akan segera membereskan beberapa hutang tanggung jawab di Jogja, kemudian berpamitan, dan membalas beberapa email. Aku akan sangat merindukan Jogjakarta. Banyak tempat istimewa di sana. Salah satu yang tak akan pernah bisa kulupakan adalah rumah yang terletak di kompleks perumahan dosen blok B21. Rumah itu bak kawah candradimuka bagiku. Rumah itu jadi tempat bertemu dari pelbagai ide mahasiswa. Lebih dari seribu hari dari masa studiku di kampus biru kuhabiskan disana. Aku belajar menulis dan berkenalan dengan beberapa pemikiran-pemikiran hebat dari buku-buku yang ada.



Di B21 kami biasa berdiskusi hingga pagi, bertenger diatas genteng untuk sekadar bermimpi bersama bintang-bintang. Di rumah yang setiap temboknya bertelinga itu pula aku bertemu orang-orang cerdas namun bersahaja. Aku masih ingat, pengalamanku pertama kali menulis kemudian banyak kritik pada tulisanku hingga aku menangis. Editorku berkata �Ini sudah saya hapus semua, kamu tulis ulang. Jangan pikirkan apa yang akan kamu tulis, tapi tulis apa yang ada di pikiranmu,�. Saat itu aku merasa bodoh sekali. Sekarangpun masih.

Rumah itu selalu bisa menerimaku bahkan saat kosan mati lampu, besok ujian, ada banyak tugas ataupun saat kosanku terkunci karena aku pulang kemalaman.

Hal-hal lain yang akan sangat kurindukan di Jogja yakni pertama tentu saja kampus paling biru fisipol UGM, wah kabarnya disana sudah dibangun gedung baru 6 lantai yang kian tak ramah difabel, lalu tempat-tempat makan yang murah dan menyenangkan, runtuhan gedung tamansari �saya biasa menghabiskan senja diatasnya-, toko buku Shopping �Oh demi Tuhan!! Disana koleksi buku ilmu sosialnya terlengkap jika dibandingkan dengan distribusi buku di Bandung atau Jakarta, mungkin inilah salah satu representasi Jogja sebagai kota pelajar-  dan masih banyak lagi. Yah! Semua yang indah pasti akan ada akhirnya. Aku akan meninggalkan Jogja dan menapaki kepengecutan-kepengecutan di kota yang baru untuk mengubahnya menjadi gurat-gurat harapan di tangga mimpi. Meski demikian, suatu saat aku akan menghanyutkan nostalgi di kota ini lagi.


Sore yang tergesa di St. Tugu, 2 Januari 2011, masih mengalun KLA Project-

Yogyakarta.

Share This Post :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Traveller. All Rights Reserved
Template Johny Wuss Responsive by Creating Website and CB Design